19 research outputs found

    UNIVERSAL DESIGN APPLICATION THROUGH SOUTH KOREA REDEVELOPMENT (A Study Review)

    Get PDF
    The evolution toward Universal Design was began in the 1950s with a new attention to design for people with disabilities. At the same era South Korea began their development after several wars. Recently some of researchs and projects in South Korea which conducted on Universal Design concept are increasing in quantity and widening in multidiciplinary areas to make a better living for people in South Korea. This study examined those researches and projects to determine the progress of Universal Design principles application in South Korea in several periods and evaluated the result by the projectā€™s purpose. This study is a review from several literatures related to universal design application in South Korea. The Review revealed that South Korea has published regulations, guidelines and law based on universal design principles. South Korea has established universal design principles as fundamental basis in designing and developing their public space, public facilities building and elderly residential houses. Application of universal design influenced the knowledge of diversity for people especialy in disability and elderly. Universal design encourage people with diversity in ability, ages, gender to live together without barrier to access and use every facilities in their regions. Keywords : Universal Design, Development, South Korea, Review, Diversit

    PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI SEMARANG

    Get PDF
    Hubungan internasional antar bangsa di dunia dirasakan semakin menjadi suatu keharusan mengingat semakin tingginya tingkat ketergantungan antar sesama manusia. Dengan semakin canggihnya peralatan komunikasi, hubungan antar negara semakin mudah. Kemudahan ini pula yang menghantarkan berbagai informasi ke segala penjuru dunia dan menautkan berbagai budaya yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan umat manusia. Jepang merupakan salah satu negara besar yang memerlukan kerjasama dengan negara luar, baik dibidang ekonomi, social, budaya, maupun politik pertahanan keamanan. Hal ini dibuktikan dengan dibukanya konsulat jendral Jepang di beberapa negara termasuk Indonesia terdapat 4 perwakilan konsulat jendral negara Jepang yang tiap konsulat juga memiliki pusat kebudayaan Jepang yaitu terdapat di Medan, Jakarta, Surabaya, Makasar dan satu cabang pembantu di Bali. Konsulat-konsulat Jendral ini merupakan salah satu implementasi kebijakan politik pemerintahan Jepang walaupun juga menyelenggarakan kegiatan-kegiatan non-diplomasi, oleh karena itu didirikanlah lembaga non-pemerintah Jepang yang bernama Japan Foundation untuk menangani kerjasama social, kebudayaan dan pendidikan. Japan Foundation pada awalnya sebuah lembaga resmi khusus yang menangani pertukaran budaya internasional tetapi berubah menjadi lembaga administrative independent sehingga bebas dari campur tangan pemerintah Jepang. Japan Foundation merupakan Pusat Kebudayaan Jepang yang perwakilannya di Indonesia bertempat di Jakarta, menyewa lantai 2-3 Gedung Summitmas II mengurusi hal-hal operasional pertukaran budaya non-politik luar negeri pemerintah Jepang seperti :Language Training Center, kerjasama seni budaya, pertukaran studi dan sumber daya manusia serta pusat informasi tentang jepang, yang membutuhkan pengembangan bangunan seiring kontrak sewa gedung lantai 2-3 Summitmas II hampir habis beberapa tahun lagi, sehingga memerlukan tempat pengganti yang sesuai. Semarang merupakan salah satu kota yang secara tidak langsung bertaut dengan negara dan kebudayaan jepang baik yang telah terlihat terutama dari segi ekonomi, pendidikan maupun social budaya. Hal ini terlihat dengan banyak peserta program magang ke Jepang maupun pelatihan untuk pertukaran tenaga kerja maupun studi ke Jepang yang diselenggarakan oleh kerjasama Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Mabusoshinggo maupun lembaga lainnya secara rutin tiap tahun yang diberangkatkan dan dilatih di Nihongo Bunka Purogaramu (NBP), Kaliwiru maupun Balai Latihan Kerja, majapahit dan dari hal itu didapat permasalahan kebutuhan akan ruang yang diperlukan untuk program pelatihan hingga pemberangkatan peserta magang yang sering kali bertabrakan dengan ruang untuk peserta pelatihan bahasa yang non-magang. Semarang juga memiliki komunitas penggemar budaya Jepang yang mayoritas anggotanya pelajar/mahasiswa yang menanamkan dirinya Genki Jl. Komunitas ini memiliki anggota maupun simpatisan yang cukup banyak dan kegiatan yang mereka lakukan meliputi penyelenggaraan event-event semacam pentas seni (biasanya diselenggarakan di Auditorium UNDIP Imam Bardjo), pameran budaya Jepang (pernah diselenggarakan di Lap.parkir Universitas Dian Nuswantoro), dan mengadakan pertemuan rutin seminggu sekali di Taman Budaya Raden Saleh Kota Semarang tanpa disadari seiring perkembangan zaman juga termasuk daerah yang telah mengkonsumsi produk-produk Jepang dalam jumlah yang tidak sedikit, misalnya : pendidikan, seni dan budaya, barang elektronik, otomotif, alat kesehatan. Tetapi, kita hampir tidak tahu apa sebenarnya budaya yang melatarbelakangi produk yang kia konsumsi tersebut. NBP, lembaga pelatihan bahasa lainnya maupun taman budaya Raden Saleh di Kota Semarang untuk mewadahi kegiatan komunal, local maupun regional Jawa Tengah, namun melihat kondisi dan kualitas lingkungannya sekarang masih sangat jauh dari yang diharapkan karena : Lahan yang tersedia dan informasi bisa yang didapat terbatas, hal ini diakibatkan bertambahnya jumlah orang Indonesia yang meminati budaya Jepang, sedangkan akses informasi tentang Jepang sulit. Bahkan untuk tes internasional penguasan bahasa Jepang warga Semarang harus melaksanakannya di kampus UGM, Jogjakarta. Fasilitas yang kurang memadai menyangkut parkir, ruang serbaguna, ruang belajar bahasa & budaya, bangunan pengelola, perpustakaan dan galeri pamer dan fasilitas lainnya. Kualitas sarana dan prasarana lingkungan pusat komunitas yang masih kurang terawat. Banyak pihak yang membutuhkan wadah yang cukup mendukung aktifitas mereka yang berkaitan dengan budaya Jepang ini. Dan hal ini perlu ditindaklanjuti, salah satunya dengan cara memindah atau membuat perwakilan Japan Foundation di Semarang. Hal ini dapat dimungkinkan karena kontrak sewa gedung yang ditempati Japan Foundation akan berakhir tahun 2007 dan dari segi keamanan, salah satu pertimbangan utama (menurut ibu Diana kepala staff bagian buday Japan Foundation). Semarang merupakan salah satu tempat teraman dari aksi terorisme yang marak terjadi di Indonesia. Selain segi keamanan, Semarang memiliki kedekatan budaya dengan Jepang, maupun kemudahan akses dari kota-kota besar di Indonesia. Selain Semarang juga dapat dijadikan pendukung dari Japan Foundation yang mencakup wilayah nusantara sehingga terjadi pembagian wilayah cakupan Japan Foundation yang dapat mengefisiensikankinerja perusahaan. Dalam konteks Tugas Akhir ini pusat kebudayaan Jepang di Semarang merupakan lembaga pendukung Japan Foundation Jakarta seperti Japan Foundation di Amerika Serikat yang memiliki dua buah markas, yaitu Los Angeles dan di Washington D.C. Kesimpulan dari uraian realita yang tersebut diatas, adalah kota Semarang membutuhkan sebuah pusat kebudayaan Jepang yang mampu mengakomodasi kebutuhan informasi maupun berekspresi mereka dengan kesan budaya jepang yang mereka telah kenali untuk mengenali pusat kebudayaan Jepang tersebut (tampilan muka bangunan berkarakter Jepang). B. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan Menggali, melestarikan, dan meningkatkan pemanfaatan potensi kota Semarang sebagai kota yang maju sehingga mampu memberikan nilai lebih dalam peningkatan Pendapat Asli Daerah Kota Semarang, di bidang social mampu meningkatkan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat sekitar, dan secara langsung mampu memberikan kontribusi sebagai pemacu pertumbuhan ekonomi daerah-daerah sekitarnya tanpa meninggalkan nilai-nilai dan factor-faktor perencanaaan sebuah kota. 2. Sasaran Tersusunnya usulan langkah-langkah pokok proses (dasar) perencanaan dan perancangan Pengembangan Pusat Kebudayaan Jepang di Semarang berdasarkan atas aspek-aspek panduan perancangan (design guide lines aspect). C. Manfaat 1. Secara Subjektif Terpenuhinya salah satu persyaratan dalam menempuh Tugas Akhir sebagai ketentuan kelulusan Sarjana 1 (S1) pada jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. Karena buku ini sebagai pegangan dan acuan selanjutnya, dalam penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) yang merupakan bagian tak terpisahkan dari proses pembuatan Tugas Akhir. 2. Secara Objektif Dapat bermanfaat sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan khususnya pada bidang arsitektur selain itu bermanfaat bagi peningkatan kerjasama antara Semarang dan pihak Jepang sehingga berimbas pada peningkatan ekonomi, social, budaya, teknologi dan pengetahuan. D. Lingkup Pembahasan 1. Ruang Lingkup Substansial Pengembangan Pusat Kebudayaan Jepang di Semarang merupakan bangunan pusat informasi, pelatihan dan ekspresi berbudaya dalam hal ini budaya Jepang yang melakukan kegiatan yang bersifat edukatif, informative dan rekreatif (dapat dimaksudkan bangunan perkantoran maupun pendidikan) yang tergolong bangunan tunggal yang memiliki fasilitas penunjang seperti kafetaria, gedung serbaguna, perpustakaan, dan lain sebagainya. 2. Ruang Lingkup Spasial Secara administratif lokasi perencanaan dan perancangan Pusat Kebudayaan Jepang ini akan berlokasi di Semarang. E. Metode Pembahasan Metode yang digunakan dalam pembahasan adalah deskriptif analisis yaitu dengan mengumpulkan, menganalisis dan menyimpulkan data yang diperlukan dan berkaitan dengan masalah. Pengumpulan data yang dilakukan meliputi data primer dan sekunder dengan cara : 1. Data Primer - Wawancara dengan narasumber yang terkait untuk mendapatkan informasi yang solid. - Observasi lapangan - Studi banding, yaitu mempelajari kasus lain sejenis sebagai masukan dalam merancang. 2. Data Sekunder pengumpulan data sekunder dlakukan dengan cara mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan teori, konsep, standar perencanaan dan perancangan fasilitas rekreasi, juga yang berkaitan dengan arah pengembangan dari lokasi yang akan digunakan. F. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan dalam Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur disusun dengan urutan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Menguraikan tentang latar belakang perlunya pembangunan Pusat Kebudayaan Jepang di Kota Semarang, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, manfaat, lingkup, metode, dan sistematika pembahasan, serta alur pikir. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menguraikan tentang tinjauan umum pusat kebudayaan Jepang, tinjauan tentang kebudayaan Jepang serta studi banding, analisa dan kesimpulan dari studi banding itu. BAB III TINJAUAN PUSAT KEBUDAYAAN JEPANG DI Semarang Menguraikan tentang kondisi umum kota Semarang, meliputi kondisi fisik, kondisi non fisik dan peraturan pembangunan setempat, pustaka penekanan desain, serta gambaran umum tentang proyek perencanaan dan perancangan pusat kebudayaan Jepang di Semarang. BAB IV PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Menguraikan tentang Dasar Pendekatan yang meliputi dasar filosofi dan dasar fungsional, pendekatan Tapak meliputi, batas wilayah perencanaan, pencapaian dan transportasi, Pendekatan Kebutuhan Ruang, meliputi pelaku, aktivitas, kebutuhan ruang, kapasitas dan besaran ruang serta hubungan kelompok ruang. Pendekatan Persyaratan Bangunan meliputi utilitas, fisiologi bangunan, struktur, bahan bangunan dan sistem pengamanan, serta Pendekatan Arsitektural dalam hal ini yang digunakan adalah pendekatan arsitektur neo Vernakular. BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERANCANGAN Menguraikan tentang Konsep Dasar Perancangan, Faktor Penentu Perancangan meliputi pemilihan lokasi dan tapak, penentuan luas areal dan jenis kegiatan, Konsep Dasar Sistem Bangunan, meliputi kapasitas fisiologi ruang, sistem utilitas, sistem struktur, bahan bangunan, pengamanan kawasan, dan penerapan arsitektur neo vernacular, Konsep Perancangan Tata Ruang Luar meliputi tapak, lanskap dan ruang terbuka serta Program Ruang dan Kebutuhan Luasan Tapak

    Strategi Pembelajaran dalam Kelas Pemrograman Arsitektur

    Get PDF
    Proses pembelajaran kelas dalam pendidikan arsitektur mengalami perubahan dan perkembangan pada tiap semesternya. Perkembangan tersebut dilakukan untuk menyesuaikan dengan perubahan yang sedang terjadi di dunia. Pendekatan afektif, kognitif, psikomotorik pada proses pembelajaran memerlukan pemrograman berupa rencana pembelajaran semester maupun rencana pengembangan kurikulum ke depannya. Tidak terkecuali mata kuliah yang mengajarkan tentang pemrograman dalam dunia arsitektur itu sendiri. Riset tentang proses pembelajaran kelas ini bertujuan untuk memaparkan tentang strategi pembelajaran kelas (berupa harapan kuliah, metode pembelajaran dan tindakan penilaian) yang dilakukan selama 2 (dua) tahun oleh penulis sehingga temuan dan hasil riset ini dapat digunakan untuk perbaikan dan model pembelajaran dalam kelas pendidikan arsitektur. Metode pembahasan deskriptif dari hasil kuesioner dan wawancara digunakan pada penelitian ini. Hasil riset ini menemukan bahwa adanya ketidaksiapan mahasiswa untuk menjalani pendidikan arsitektur dan rendahnya standar penulis dalam memprogram perkuliahan selama ini

    MAKNA TATA LETAK TIGA KELENTENG TERHADAP PECINAN PASAR LAMA DI KOTA TANGERANG (KELENTENG BOEN TEK BIO, BOEN SAN BIO DAN BOEN HAY BIO)

    Get PDF
    Pecinan Pasar Lama merupakan permukiman yang menjadi cikal bakal dari kota Tangerang. Etnis Tionghoa masuk ke wilayah Tangerang tahun 1407 yang dipimpin oleh Tje Tje Lung. Ā Perjanjian dengan Sanghyang Anggalarang menjadikan etnis Tionghoa mendapat sebidang tanah di sebelah timur sungai Cisadane yaitu Teluk Naga. Kedatangan etnis Tionghoa berikutnya pada saat terjadi pemberontakan etnis Tionghoa di Batavia, oleh pemerintah VOC disebar permukimannya dibeberapa wilayah Tangerang. Pecinan Pasar Lama yang terletak dilekukan sungai Cisadane, sekilas terlihat sama dengan pecinan lainnya yang berada di pinggir sungai. Namun pecinan Pasar Lama menjadi berbeda dengan adanya dua kelenteng pelengkap dari kelenteng Boen Tek Bio, yaitu Boen San Bio dan Boen Hay Bio yang memberikan makna bagi pecinan tersebut. Untuk mengetahui makna kelentengā€“kelenteng tersebut bagi pecinan Pasar Lama maka diperlukan penggalian sejarah, budaya dan religi etnis Tionghoa. Penelitian ini adalah untuk mengetahui makna tata letak tiga kelenteng tua Boen Tek Bio, Boen San Bio dan Boen Hay Bio di kota Tangerang terhadap pecinan Pasar Lama. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan ethnografi, yaitu menguraikan sejarah dan budaya etnis Tionghoa di pecinan Pasar Lama dan tiga kelenteng tua tersebut. Hasil analisa menunjukkan bahwa pecinan Pasar Lama terbentuk dari pengharapan leluhur etnis Tionghoa sebelumnya yang menginginkan kemakmuran, keberuntungan dan pelestarian generasinya di tanah Tangerang ini, sedangkan makna dari tiga kelenteng yaitu, pengharapan leluhur etnis Tionghoa untuk etnis Tionghoa yang tinggal di pecinan pasar lama menjadi orangā€“orang yang memiliki keberuntungan, kemakmuran terbebas dari malapetaka dan memiliki nilaiā€“nilai kebajikan yang setinggi gunung dan seluas samudera

    JAKARTA THERAPEUTIC NURSING HOME

    Get PDF
    Pada era ini, jumlah penduduk Indonesia terus meningkat dikarenakan dampak dari baby boom pada awal abad ke-21 lalu. Demografi tersebut juga beriringan dengan peningkatan angka harapan hidup, penurunan angka kelahiran, dan penurunan angka kematian. Hal ini menunjukkan bahwa program layanan pemerintah terkait bidang kesehatan dan layanan masyarakat meningkat, terutama bagi penduduk lanjut usia. Di sisi lain, fenomena ini menjadi tantangan tersendiri untuk menangani keberlanjutan hidup penduduk lanjut usia mengingat kondisi kesehatan, ekonomi, dan sosial pada usia lanjut yang akan terus menurun. Secara global, Indonesia dikatakan sudah termasuk kategori era penduduk menua (ageing population) dikarenakan jumlah penduduknya yang berusia 60 tahun ke atas sudah melebihi angka 7 persen dari keseluruhan penduduk (Soeweno, 2009). Fenomena ini harus menjadi kesadaran juga bagi berbagai pihak dalam pembangunan fasilitas sosial khusus untuk menunjang keberlangsungan hidup para lansia, salah satunya adalah Nursing Home. Secara spesifik, persentase penduduk lansia di Indonesia tahun 2017, Ibukota Negara Republik Indonesia, DKI Jakarta mencapai 7,19 persen. Walaupun memiliki persentase lansia diatas 7%, DKI Jakarta merupakan kota yang memiliki lansia dengan tingkat pendidikan tertinggi dengan persentase mencapai 9,17%, sehingga menandakan DKI Jakarta memiliki lansia dengan pola pikir yang lebih maju ke depan dan lebih terbuka akan keberlanjutan hari tua nya. Berdasarkan fenomena dan urgensi tersebut, Provinsi DKI Jakarta masih membutuhkan fasilitas pelayanan sosial bagi lansia, seperti Therapeutic Nursing Home yang didukung oleh desain yang disesuaikan dengan perilaku dan kebutuhan lansia demi tercapainya kondisi lansia yang lebih baik dan sejahtera

    PERANCANGAN BERBASIS EDGE (EXCELLENCE IN DESIGN FOR GREATER EFFICIENCIES) RENTAL OFFICE VALHALLA DI TANGERANG

    Get PDF
    Dewasa ini, Indonesia memasuki era bisnis digital terutama pada system startup. Di tahun 2019 ini ā€œperangā€ startup semakin menjamur dan semakin memanas bagi pengembang ā€“ pengembang baik dalam hal memulai maupun dalam hal meng ā€“ upgrade system startup mereka. Kota Jakarta dan Tangerang merupakan pusat kota yang menjadi basis dari system Startup ini. Hal ini tentunya memerlukan suatu tempat bagi pengembang ā€“ pengembang tersebut tadi didalam mengembangkan aplikasinya terutama pada Kota Tangerang yang saat ini sedang mencanangkan distrik Green & Sustainable Area for Offices. Kantor sewa yang dicanangkan tentunya juga harus memiliki efisiensi dan desain yang menunjang baik pada penggunanya maupun pada lingkungan. Sehingga perancangan dari kantor sewa Valhalla ini menggunakan pendekatas berbasis tool EDGE, dimana kantor sewa ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan dari pengguna baik dari segi kenyamanan dan kemananan, juga dari penghematan energy yang dikeluarkan, penghematan penggunaan air terhadap bangunan dan penggunaan material yang sustainable untuk menurunkan keluarnya emisi. Serta untuk memberikan keuntungan kepada investor dengan memanfaatkan green energy tersebut

    GEDUNG EXPO CENTER KOTA SEMARANG

    Get PDF
    Di dalam RPJMD 2016 ā€“ 2021 Kota Semarang menyebutkan visi ketiga fokus Pemerintah Kota Semarang adalah pembangunan infrastruktur metropolitan yang berkelanjutan. Salah satunya dalam bidang pariwisata yaitu penyediaan fasilitas MICE. Dimana saat ini Kota Semarang dapat dikatakan kekurangan gedung fasilitas MICE yang memadai secara kapasitas dan fasilitas. Adanya fasilitas MICE yang memadai, dapat meningkatkan perkembangan ekonomi perkotaan salah satunya melalui sektor pariwisata. Maka dari itu, direncanakan pembangunan gedung fasilitas MICE berupa bangunan expo center atau yang biasa disebut convention and exhibition yang dapat bersaing dengan fasilitas MICE kota lain. Salah satu caranya adalah merencanakan adanya keunggulan konsep dan perencanaan di dalam bangunan expo center tersebut

    APARTEMEN DI KOTA SEMARANG

    Get PDF
    Kota Semarang merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah yang menjadi pusat kegiatan bisnis dan ekonomi. Perkembangan ekonomi yang pesat serta didukung sarana dan prasarana yang memadai membuat orang merasa tertarik untuk tinggal di Kota Semarang. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan keterbatasan lahan untuk hunian, maka pembangunan apartemen merupakan solusi yang tepat. Trend hunian vertikal ini juga cukupdiminati di Kota Semarang. Maka untuk menjawab permasalahan tersebut, tugas akhir ini akan membahas bagaimana pemanfaatan lahan yang terbatas untuk hunian tanpa mengesampingkan kebutuhan social penggunanya. Sehingga dapat menghasilkan apartemen dengan program ruang yang ideal serta prasarana secara efektif. Metode yang digunakan adalah dengan studi literature, studi banding lapangan, serta wawancara dengan pengelola apartemen. Dari data-data tersebut maka akan dibuat konsep yang sesuai untuk diterapkan

    SHOWROOM & BENGKEL TOYOTA NASMOCO DI KAB. PATI

    Get PDF
    Seiring dengan berkembangnya zaman, kebutuhan masyarakat terhadap alat transportasi sudah menjadi kebutuhan dasar. Mobil menjadi alat transportasi yang digunakan dan dimiliki oleh hampir semua golongan masyarakat. Di Indonesia, industri otomotif dalam beberapa tahun belakangan sedang dalam masa jayanya. Brand-brand otomotif saling berlomba menawarkan produknya dengan keunggulan masing-masing sekaligus menyediakan fasilitas berupa showroom serta bengkel. Namun berdatangnya brand-brand baru pun sepertinya tidak berpengaruh banyak terhadap penjualan mobil-mobil Toyota, yang sampai saat ini merupakan penguasa pasar mobil. Nasmoco adalah dealer mobil Toyota terbesar di Jawa Tengah dan DIY. Adapun Kabupaten Pati menjadi tempat yang strategis untuk perluasan jaringan layanan Toyota Nasmoco karena terletak pada Jalur Pantura yang berbatasan langsung dengan Kudus, Jepara, Purwodadi, Grobogan, dan Rembang. Ditambah lagi potensi Kabupaten Pati yang cukup besar dari sisi ekonomi dan bisnis diharapkan dapat mendorong penjualan Toyota yang belakangan ini mengalami penurunan

    HOTEL RESORT DI KALIURANG YOGYAKARTA

    Get PDF
    Kaliurang menjadi salah satu kawasan destinasi wisata DIY sekaligus sebagai kawasan konservasi yang terletak di Kabupaten Sleman ini mengalami perkembangan wisata yang begitu padat. Didukung dengan munculnya berbagai hotel dan akomodasi lainnya, kawasan ini bertumbuh menjadi semakin padat dan mulai memenuhi setiap lahan yang ada. Mengingat kawasan Kaliurang juga merupakan kawasan konservasi. Dibutuhkannya satu bentuk akomodasi penginapan yang tidak hanya mengutamakan kebutuhan wisatawan untuk berekreasi tetapi juga mengutamakan alam lingkungan sekitarnya. Sehingga bangunan yang terwujud seakan-akan ā€˜transparanā€™ akan alam sekitarnya. Oleh karena itu pendekatan desain yang digunakan dalam perancangan hotel resort di Kaliurang Yogyakarta yaitu menggunakan konsep desain Eko-Arsitektu
    corecore